Genangan air di halaman sekolah tidak hanya menimbulkan genangan, tetapi juga menyebabkan lumpur menutupi area pejalan kaki dan akses jalan di sekitar sekolah. Kondisi ini memaksa para siswa dan guru untuk lebih berhati-hati saat melintasi area tersebut karena jalanan yang licin. Beberapa siswa bahkan terlihat tergelincir saat berusaha melewati genangan lumpur.
“Kami harus ekstra hati-hati saat masuk kelas. Jalanannya licin dan berlumpur,” ujar Irwan (15), salah satu siswa.
Para guru di SDN 013 Lempake menyadari betapa rentannya situasi ini terhadap keselamatan siswa. Meski demikian, mereka tidak memiliki banyak pilihan selain bersabar hingga perbaikan sekolah dilakukan, yang sayangnya baru dijadwalkan pada tahun 2025.
“Kami tidak bisa melakukan perbaikan sementara karena keterbatasan anggaran, dan rencana renovasi baru akan dilakukan tahun depan,” ungkap Nasrullah, Guru Bidang Kesiswaan.
Banjir di SDN 013 Lempake bukanlah peristiwa baru. Setiap musim hujan, sekolah tersebut hampir selalu terendam banjir. Masalah ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Meskipun pihak sekolah serta orang tua murid telah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak terkait, solusi permanen belum juga terealisasi. Posisi geografis sekolah yang berada di daerah rendah semakin memperparah kondisi ini, sehingga rawan terendam saat hujan turun.
Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari di sekolah, tetapi juga berpotensi merusak infrastruktur dan fasilitas pendidikan. Beberapa ruang kelas mengalami kerusakan akibat kelembapan yang terus-menerus, dan area taman bermain siswa tidak dapat digunakan.
“Kami berharap renovasi bisa segera dilakukan, karena situasi ini semakin memprihatinkan. Kegiatan belajar-mengajar terganggu, dan para siswa pun tidak merasa nyaman,” tambah Nasrullah.
Pihak sekolah telah mengajukan perbaikan menyeluruh, mulai dari peninggian tanah di sekitar halaman sekolah hingga pemasangan sistem drainase yang lebih baik agar air dapat segera mengalir dan tidak menggenangi sekolah. Namun, proyek tersebut membutuhkan dana yang besar dan baru akan dimulai pada tahun 2025 mendatang.
“Sudah kami sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan, dan pada tahun 2025 sudah dianggarkan sekitar Rp 6 miliar,” jelas Nasrullah.
Meskipun solusi jangka panjang sudah di depan mata, yakni perbaikan pada 2025, hingga saat itu tiba, SDN 013 Lempake harus terus berjuang menghadapi masalah banjir ini. Para siswa dan guru hanya bisa berharap cuaca tidak terlalu ekstrem, sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak semakin terganggu. (kis/beb)