Kotanusantara.id, SUNGAI SIRING. Kekhawatiran akan banjir yang merendam pemukiman kembali dialami oleh warga Kota Samarinda. Terlebih mereka yang tinggal di kawasan langganan banjir yang berada di Jalan Poros Samarinda-Bontang, kilometer 32, Sungai Siring.
Kejadian ini dialami sejumlah warga akibat hujan deras yang melanda pada Senin (7/10) lalu hingga membawa endapan lumpur tebal yang menembus rumah warga hingga bangunan sekolah. Hal ini pun mendapat perhatian dari Ketua Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Kota Samarinda, Syaparuddin yang baru saja meninjau kondisi di lapangan pada Selasa (8/10) lalu.
“Kami mendapati kerusakan tanggul yang cukup signifikan, dan sedimentasi yang menumpuk memperburuk situasi. Langkah penanganan perlu segera dilakukan,” ungkap Syaparuddin.
Atas hal tersebut, pihaknya berencana melakukan pertemuan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda dan BPBD Kota Samarinda untuk membahas penanganan lebih lanjut. Langkah awal akan difokuskan pada pembangunan kembali tanggul dan pengerukan sungai, namun Syaparuddin menekankan perlunya dukungan dari Pemerintah Provinsi untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh.
“Untuk solusi jangka panjang, pengerukan sungai harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi, bukan sekadar perbaikan lokal,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama dengan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengingat sebagian besar debit air yang mengalir ke Samarinda berasal dari Desa Badak Mekar, Kukar. Koordinasi antara Pemkot Samarinda dan Pemkab Kukar dinilai penting untuk mencegah banjir kiriman dari hulu.
“Kami perlu membangun kesepahaman dengan Kabupaten Kukar agar masalah banjir bisa diatasi dari sumbernya, bukan hanya di Samarinda tetapi juga di wilayah hulu,” tambahnya.
Saat ini, TWAP Samarinda tengah berdiskusi dengan PUPR terkait alokasi anggaran untuk melakukan perbaikan dan pengerukan secepat mungkin. “Jika anggaran sudah siap, kami akan segera memulai pekerjaan,” pungkas Syaparuddin. (hun/nha)
Sapos.co.id