Rudy merupakan Ketua DPD Golkar Kaltim yang disebut melengserkan Makmur saat menjabat sebagai Ketua DPRD Kaltim di periode lalu. Sebagai gantinya, Rudy mendorong kakak kandungnya, Hasanuddin Mas’ud untuk menggantikan Makmur sebagai Ketua DPRD Kaltim. Atas peristiwa itu, pada Pemilu Februari lalu, Makmur memilih meninggalkan partai Golkar dan berlabuh ke Gerindra. Makmur pun kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim lewat Partai Gerindra.
Merespons foto dirinya dengan Isran beredar luas di media, Makmur mengaku mendapat ancaman dari Gerindra Kaltim dalam hal ini Sekretaris Gerindra Kaltim, Seno Aji, yang notabene adalah calon wakil gubernur pasangan Rudy Mas’ud.
“Tidak ada pembicaraan yang gimana-gimana, cuma makan lalu pulang,” ucap Makmur soal fotonya dengan Isran.
Makmur menjelaskan bahwa bukan kali ini saja kediamannya dikunjungi oleh tokoh politik yang berkontestasi dalam Pilkada. “Sejak zaman pak Achmad Amins, pak Awang Faroek, sampai pak Isran, bukan karena saya tokoh, mungkin karena mereka menghormati saya saja,” tegasnya. Achmad Amins dan Awang Faroek merupakan calon gubernur yang berlada di 2008 lalu. Saat itu, diikuti empat calon. Dua di antaranya adalah Amins dan Awang. Awang berhasil memenangkan kontestasi itu.
Makmur melanjutkan, saat Isran berkunjung, pada waktu itu dirinya sedang mengadakan acara selamatan untuk cucunya. Namun, Makmur tidak menampik bahwa hingga saat ini calon gubernur Rudy Mas’ud belum pernah bertemu dengannya di kediamannya di Berau. “Terus terang saja beberapa kali dia (Rudy) ke Berau tetapi tidak pernah ketemu,” ungkapnya.
Tidak hanya Rudy, calon wakil gubernur pasangannya yakni Seno Aji, kata Makmur juga belum pernah bersilaturahmi ke rumahnya seperti yang dilakukan Isran Noor. Namun dirinya tidak mempermasalahkan hal itu.
Makmur hanya menyayangkan jika foto dirinya dengan Isran yang beredar diartikan macam-macam. “Saya ini orang tua, puluhan tahun berpolitik, bukan bodoh-bodoh juga. Saya tahu mana yang termasuk kampanye dan bukan,” bebernya.
Dia kemudian menanggapi pernyataan Sekretaris DPD Partai Gerindra Kaltim, Seno Aji, calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Rudy Mas’ud, yang mengatakan bahwa akan ada sanksi bagi kader partai yang mendukung paslon gubernur di luar garis yang ditentukan partai. “Silakan saja, saya tidak takut, yang jelas saya tidak melakukan kesalahan,” tegasnya.
Makmur lalu menceritakan kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto. “Saya itu beberapa kali diundang bertemu Pak Prabowo. Bahkan beliau pernah memberi saya oleh-oleh. Saya masuk Gerindra karena Pak Prabowo,” pungkasnya.
Kembali ke masalah foto dirinya dengan Isran yang menimbulkan spekulasi, Makmur berpesan, “Berpolitik itu jangan cengeng, jangan menyalahkan orang lain jika tidak berhasil. Menjadi calon pemimpin harus percaya pada diri sendiri.”
Untuk diketahui, Makmur adalah tokoh berpengaruh di Berau dan pernah memimpin kabupaten tersebut selama dua periode. Ia kini merupakan kader Partai Gerindra dan terpilih menjadi anggota DPRD Kaltim pada Pemilu Legislatif 2024.
Namun, Makmur memiliki sejarah khusus dengan keluarga Mas’ud. Ketika dirinya masih menjadi kader Partai Golkar dan menjabat sebagai Ketua DPRD Kaltim, tiba-tiba posisinya digantikan oleh Hasanudin Mas’ud yang merupakan kakak dari Rudy Mas’ud Ketua DPD Golkar Kaltim.
Sementara itu, Sekretaris Partai Gerindra Kaltim, Seno Aji merespons pertemuan Makmur dengan Isran Noor beberapa waktu lalu.
“Setiap anggota partai harus patuh pada keputusan pusat. Jika ada yang melanggar, partai siap memberikan sanksi, mulai dari administratif hingga pemecatan,” katanya.
Seno mengklaim telah mengonfirmasi hal ini dengan Makmur HAPK secara langsung. Makmur kepada Seno menjelaskan, pertemuan tersebut hanya silaturahmi biasa. (mrf/nha)