Mahasiswa Diajak Lirik Peluang Jadi Konsultan Pajak, Gandeng IKPI, UWGM Gelar Kuliah Pakar

BUKA MINDSET. Menghadirkan praktisi konsultan pajak, UWGM gelar kuliah tamu untuk memberikan pengetahuan lebih kepada para mahasiswa

Kotanusantara.id, SAMARINDA. Suka tidak suka, kehidupan masyarakat tal bisa dilepaskan dari yang namanya pajak. Sebagai sumber pendapatan negara, ditujukan untuk membiayai anggaran pembangunan dan kepentingan negara.

Namun masih minimnya literasi warga negara, baik korporasi atau perorangan yang menjadi Wajib Pajak (WP), kadang menjadi kesulitan tersendiri dalam menghitung berapa besaran pajak yang harus mereka bayarkan.

Di situlah peran dari konsultan pajak dalam membantu perusahaan atau perorangan, dalam melakukan penghitungan pembayaran dan pelaporan pajak. Termasuk melakukan perencanaan pajak yang dapat mengoptimalkan keuntungan bisnis bagi kliennya.

Namun sentralnya peran perencanaan, pembayaran dan pelaporan pajak ini, khususnya di Kota Tepian tidak diimbangi dengan jumlah tenaga konsultan pajak yang ideal. Tentu itu bisa menjadi peluang karir bagi generasi muda dalam menentukan masa depannya.

Kamis (6/6) kemarin, sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama antara Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), digelarlah kegiatan kuliah tamu atau kuliah pakar yang mengangkat tema peluang karir menjadi konsultan pajak di era society 5.0.

“Ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama kami di bidang pengajaran dan pengabdian masyarakat. Di sini kami ingin memperkenalkan kepada mahasiswa tentang profesi konsultan pajak,” ucap Ketua IKPI Samarinda, Maya Zulfani, menjelaskan kegiatan yang berlangsung di Gedung C universitas bergelar Kampus Biru tersebut.

Diikuti sekitar seratus mahasiswa semester 4 dan 6 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Prodi Akuntansi, kuliah tamu itu menghadirkan praktisi ahli di bidang konsultasi perpajakan. Mereka adalah Maya Zulfani dan Ketua IKPI pusat Dr Ruston Tambunan.

“Seminar hari ini selain membahas peluang karir konsultan pajak, kami juga menjelaskan materi pajak atas karyawan atau PPh 21. Tapi lebih fokus ke peluang karir, mengingat profesi ini masih sedikit di Samarinda. Makanya ingin kami kenalkan, sehingga bisa menjadi pertimbangan bagi mahasiswa dalam menentukan profesi yang akan dipilihnya,” tutur Maya melanjutkan.

Ditanya terkait penyematan era society 5.0 di pembahasan topik kegiatan, Maya menyebut ada perbedaan mencolok terkait perpajakan dulu dan sekarang. Pesatnya digitalisasi di berbagai bidang, membuat informasi bisa diakses melalui online. Termasuk informasi keuangan yang bisa diakses oleh siapa saja.

“Jadi, seperti informasi keuangan WP itu bisa diketahui oleh dinas pajak. Sehingga untuk melaporkan harta dan segala macamnya perlu adanya bantuan dari konsultan pajak, sebagai bagian dari pertimbangan bisnis mereka, makanya bidang ini sangat menjanjikan untuk digeluti,” paparnya lagi.

Namun Maya tegas menolak anggapan bahwa fungsi konsultan adalah untuk mensiasati jumlah pajak yang akan dibayarkan. Ia menekankan, bahwa peran konsultan, mengarahkan pada ketepatan penghitungan, sehingga memudahkan klien dalam mengambil kebijakan bisnis atau usahanya.

Sementara itu, Wakil Dekan FEB UWGM Erni Setiawati, menyambut baik kegiatan tersebut. Dikatakannya, program kuliah tamu dengan menghadirkan pakar di bidangnya, merupakan kegiatan rutin kampusnya. Tujuannya, agar materi yang diterima peserta didik bukan sekadar teori, namun juga ada paparan riil dari para praktisinya.

“Harapannya dengan kerja sama seperti ini, mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dari sekadar teori,” ucap Erni. (adv/rz/kpg/rin)

 

Sapos.co.id

BACA JUGA