Catatan : Sarkowi V Zahry
Onlineku.info, Hari ini Sabtu (15 Maret 2025) saya menghadiri undangan buka puasa bersama sahabat – sahabat seniman dan budayawan yang tergabung dalam Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim. Bukber bukan di sekretariat atau di warung kopi biasanya kalangan seniman budayawan, tapi TERNYATA di hotel. Ruang Segiri Hotel Mesra Internasional, Samarinda.
Saya sempat melontarkan pertanyaan candaan kepada Ketua DKD Kaltim Buya Syafril Teha Noer dan Bang Hamdani. “Hebatnya DKD inilah, di saat eranya defisit dan efisiensi serta dilarang acara – acara di hotel, malah buat buka bersama di hotel,”. Apa jawaban sang ketua dengan bercanda pula? “Tadinya mau bukber di komunitas ladang. Tapi, kami pikir selama ini para seniman dan budayawan sudah biasa menderita, sekali kali kita bahagiakan dengan bukber di hotel”. Bukan uang pemerintah pastinya. Masuk itu barang, TERNYATA ada tujuan khusus.
Dan memang, TERNYATA yang hadir lengkap. Bukber ini TERNYATA (lagi) bukan bukber biasa, tapi TERNYATA juga konsolidasi persiapan pelaksanaan pertemuan sastrawan dan budayawan lintas negara satu pulau, yaitu Pulau Borneo atau Pulau Kalimantan khususnya tiga negara, Indonesia Malaysia dan Brunei Darussalam. Even itu bertajuk Dialog Serantau Borneo – Kalimantan (DSBK), agenda rutin dua tahunan sekali, dan dipilihnya Kaltim sebagai tuan rumah TERNYATA diputuskan pada kegiatan serupa di Brunei Darussalam.
Obrolan bukber diwarnai ‘pijit kepala’. Mereka curhat kepada saya selaku Komisi IV DPRD Kaltim. Pasalnya, acara yang sudah dipersiapkan dengan anggaran melalui Dinas Pendidikan Kaltim, terkena terjangan badai rasionalisasi bin efisiensi. Padahal anggaran yang dianggarkan awal saja sudah tidak cukup, eh TERNYATA dipangkas separohnya pula.
BU SEKDA, BAPPEDA, DINAS PENDIDIKAN, HARUSNYA…
Saat rapat Badan Anggaran DPRD Kaltim dan TAPD beberapa waktu lalu, saya termasuk yang mengingatkan agar dalam merasionalisasi anggaran dengan cermat. Saya sampaikan termasuk perlu dipertimbangkan tidak merasionalisasi anggaran kegiatan yang sudah terjadwal lama serta mengundang delegasi luar daerah, bahkan negara lain. Ini menyangkut nama baik Kaltim selaku tuan rumah, apalagi anggarannya tidak tergolong besar Rp1,5 miliar dibandingkan kesan baik yang akan diterima daerah ini. Tidak sebesar dan tak seujung kuku anggaran even Lomba Lari di Berau yang diadakan Pemprov Kaltim beberapa waktu lalu. Saya berpendapat agar anggaran ini oleh Bu Sekda, Bappeda dan Dinas Pendidikan Kaltim diberi atensi.
Kalau nantinya TERNYATA ada kebijakan mengembalikan anggaran semula, saya akan nyatakan bahwa TENYATA pejabat di daerah ini kuat komitmennya menjaga nama dan marwah daerah ini. Jika tidak, berarti.. TERNYATA… (*)