Onlineku.info, LOA BAKUNG. Fenomena alam langka membuat heboh warga Jalan KH Mas Mansyur, RT 25, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang. Tanah di dasar sungai tiba-tiba naik hingga dua meter dari dasar sungai, Senin (21/10) malam. Kondisi baiknya tanah merusak rumah warga dan membuat belasan warga terpaksa dievakuasi.
Peristiwa langka ini sontak menarik perhatian warga sekitar. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk menyaksikan langsung fenomena alam yang cukup menggemparkan. Tanah yang semula berada di dasar sungai kini menjulang setinggi lebih dari 2 meter di atas permukaan air bahkan menutup aliran sungai.
Ketua RT 32 Zakaria mengungkapkan, saat tiba di lokasi ketinggian tanah masih sekitar 1,5 meter dan terus mengalami peningkatan. Sekitar pukul 20.00 Wita ketinggian tanah sudah mencapai lebih dari 2 meter warga sangat terkejut dan penasaran dengan kejadian ini.
“Ini baru pertama kali terjadi. Penyebabnya apa ini yant belum diketahui. Namun akibat kejadian ini beberapa rumah warga rusak,” kata Zakaria.
Lurah Loa Bakung Yeti Febrianti yang turut berada di lokasi kejadian menyatakan, ada dua rumah warga yang terdampak langsung akibat fenomena alam ini karena khawatir akan terjadi pergerakan tanah susulan/ petugas terkait telah melakukan evakuasi warga.
Pihak kelurahan telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Wilayah IV untuk melakukan peninjauan lebih lanjut terkait penyebab dan dampak dari naiknya tanah tersebut
“Terhadap 19 jiwa dari 4 kepala keluarga yang mengungsi, mengingat kondisi rumah rawan ambruk,” ucap Yeti.
Di lain pihak, Analisis Bencana Ahli Muda BPBD Samarinda Hamzah menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pengecekan lapangan hingga membantu evakuasi kepada warga yang rumahnya terdampak langsung. Sebab, ada satu rumah warga yang bangunannya naik diakibatkan tekanan tanah/sedimen yang ada di sungai.
Kejadian ini bisa diakibatkan air Sungai Mahakam pasang. Arus air itu masuk ke dalam Sungai Bakung ini, karena arus air ini juga akhirnya permukaan tanah yang awalnya kering menjadi basah jenuh air. Padahal biasanya tidak terlalu basah. Sehingga tanah menjadi lunak.
“Kemudian bisa juga diakibatkan adanya aktivitas timbunan material sirtu/batu koral. Batu koral dari PT Tritunggal. Timbunan sepertinya tidak menggunakan kajian geo teknik saat membuat timbunan. Akhirnya menjadi beban hingga tanah disebelahnya naik,” terang Hamzah.
Hamzah melanjutkan, pihaknya telah minta dari perusahaan yang memiliki penimbunan sirtu (pasir dan batu) untuk dipindahkan dari titik amblas menuju tempat yang aman. Sebab sirtu tersebut masih jadi beban.
“Proses sedang berlangsung dan kami pastikan tidak ada korban jiwa. Namun ada empat rumah warga, sebagian besar di bagian dapur karena bagian sisi belakang yang rusak,” Tukad Hamzah. (kis/nha)
Sapos.co.id